9 Wajah Bacaan Basmallah


       "Shahabat 'Ali RA mengatakan bahwa untuk menjelaskan kandungan basmallah diperlukan banyak sekali kitab yang hanya mampu untuk dibawa oleh minimal 40 ekor unta."

       Sebagai awal dalam segala hal, perilaku baik, disunatkan membaca basmallah. Seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW : " Semua hal yang memiliki nilai baik yang tidak diawali dengan basmallah maka akan terputus keberkahannya..."  Hal berkenaan dengan basmallah sangatlah banyak untuk dikemukakan, dalam tulisan kali ini penulis hanya akan menuliskan sedikit hal berkaitan dengan bacaan lafadzh basmallah. 

       Di pondok pesantren At-Tauchid terdapat satu materi hafalan wajib berisi tentang pembahasan bacaan basmallah. Di kalangan santri dikenal sebagai kajian wajah bismillah/wajah basmallah. Kata wajah dalam istilah tersebut berarti beberapa arah, dan dimaksudkan sebagai beberapa bentuk bacaan lafadzh basmallah. 

       Pada lafadzh بسم الله  dibahas tentang huruf ba ب yang merupakan huruf jar asli yang mengamalkan men-jar-kan kata اسم sehingga lafadzh tersebut berharokat kasroh terbaca "bismi". Lafadzh اسم tersebut di-idhafah-kan terhadap lafadzh الله sehingga lafadzh الله yang disandari berhukum jar dan dibaca kasroh. Hasil bacaan dari pembahasan tersebut menjadi "bismillaahi". Dalam pembahasan bacaan lafadzh tersebut telah disepakati bacaannya hanya satu terbaca "bismillaahi" saja. Hal ini dikarenakan tarkib lafadzh tersebut telah memiliki 'amil/perangkat tarkib yang berupa huruf ba/ب yang mutlak menjadikan bacaan tersebut harus dibaca kasroh. 

       Ketika sampai pada dua lafadzh di belakangnya, yakni الرحمن الرحيم  pembahasan memiliki beberapa perbedaan harokat. Apabila lafadzh الرحمن dibaca rofa'/dhummah, maka lafadzh الرحيم dapat dibaca dhummah yang berarti keduanya menjadi khobar dari mubtadaa yang dibuang berupa lafadzh هو atau lafadzh الرحيم dapat dibaca nashob/fathah sebagai maf'ul dari fi'il yang dibuang yakni lafadzh اعني. Hasil dari satu pembahasan ini, memperbolehkan bacaan lengkapnya menjadi "bismillaahirrochmaanurrochiimu" dan "bismillaahirrochmaanurrochiima".

       Apabila lafadzh الرحمن dibaca nashob/fathah bertindak sebagai maf'ul dari fi'il yang dibuang berupa lafadzh اعني maka lafadzh الرحيم  dapat dibaca dhummah dengan posisi sebagai khobar dari mubtadaa yang dibuang, yakni lafadzh هو dan dapat dibaca nashob bertindak sebagai maf'ul dari fi'il yang dibuang berupa lafadzh اعني seperti pada lafadzh الرحمن. Dari pembahasan yang ini, diperoleh bacaan lengkap "bismillaahirrochmaanarrochiimu" dan "bismillaahirrochmaanarrochiima". Dari dua pembahasan di atas, yaitu dhummah dan fathah lafadzh الرحمن tidak dapat penggunaan kasroh pada lafadzh الرحيم karena lafadzh tersebut telah terputus dari kemungkinan menjadi taabi' dari lafadzh الله yang telah disisipi lafadzh الرحمن dengan tarkib yang sudah mandiri. 

       Adapun bila lafadzh الرحمن dibaca jar/kasroh, bertindak sebagai taabi' dari lafadzh الله maka lafadzh الرحيم dapat dibaca rofaa'/dhummah sebagai khobar dari mubtadaa yang dibuang berupa lafadzh هو atau dibaca nashob/fathah sebagai maf'ul dari fi'il yang dibuang berupa lafadzh اعني dan dapat pula dibaca jar/kasroh sebagai taabi' seperti halnya lafadzh الرحمن. Dari pembahasan yang ketiga ini diperoleh bacaan "bismillaahirrochmaanirrochiimu" juga bacaan "bismillaahirrochmaanirrochiima"  dan "bismillaahirrochmaanirrochiimi". 

       Dari semua pembahasan bacaan basmallah diperoleh 9 wajah/arah/metode bacaan dimana 2 di antaranya tidak diperkenankan untuk digunakan. Materi ini dapat dilihat pada syarh dari nazdhom 'imrithi yaitu kitab فتح رب البرية pada halaman 3 dalam bentuk syair.

       Dalam materi hafalan di pondok pesantren At-Tauchid, diakhiri dengan sebuah catatan menarik dari alMaghfurlah K.H. Chabib Mustofa yaitu : " kulo Habib Mustofa ngalap saking Mbah Durmuji Lirap, Asli Sanes Fotokopi"
Pernyataan singkat yang memberikan pembelajaran bahwa beliau memperoleh materi tersebut langsung dari seorang guru, bukan sekedar mempelajari sendiri dan bersifat otentik dan sah, bukan berdasarkan meniru, apalagi mencuri ilmu.

       Semoga kita dapat dikumpulkan bersama para guru kita bersama para Nabi, para 'ulama dan sholichiin.. Aamiin.. 



Previous
Next Post »
0 Komentar