Pada hari kemarin, Ahad 11 September 2016, penulis menerima tamu seorang paruh baya yang nampak begitu sehat dan masih sangat lantang bersuara. Beliau menempuh perjalanan tidak kurang dari 10 km dari kediaan beliau, sengaja untuk menemui penulis. Beliau memperkenalkan diri bernama Mbah Basnawi. Ya, penulis sebutkan panggilan Mbah (kakek) karena usia beliau yang telah mencapai 85 tahun.
Dalam pertemuan tersebut, beliau menceritakan kedekatan beliau dengan AlMaghfurlah K.H. Chabib Musthofa, pendiri ponpes At-Tauchid Jogomertan. Selisih usia beliau dengan AlMaghfurlah terpaut sekitar 4 atau 5 tahun lebih tua dari AlMaghfurlah. Daya ingat beliau masih sangat tajam, beliau hafal dengan nama-nama orang yang pernah beliau temui hingga pada silsilah mereka dan saudara kandung mereka, bahkan beberapa keturunan mereka. Penulis hanya menyebutkan nama satu kali, setelah obrolan hampir satu jam, beliau ternyata sudah hafal nama penulis.
Di usia yang sudah lanjut tersebut, beliau bertandang ke rumah penulis menggunakan sepeda ontel jengki yang nampak sangat terawat. Beliau menceritakan sedikit kelemahan beliau yang memiliki badan sedikit bungkuk karena ketika masa muda terlalu memaksakan diri dalam pekerjaan menganggat beban berat.
Dalam kedatangan yang bagi penulis terasa janggal, penulis menanyakan tujuan kedatangan beliau menemui penulis. Jawaban beliau sangat sederhana, bahwa beliau ingin menyambung persaudaraan. Dalam istilah Islam dikenal dengan sillaturrahim. Rasa penasaran penulis dengan usia beliau yang sudah lanjut dan masih sangat sehat mendorong penulis menanyakan resepnya pada beliau. Jawaban beliau, bahwa beliau sering minum jamu paitan dan mengkonsumsi telur ayam kampung.
Yang penulis pahami selain jamu paitan dan konsumsi telur adalah ketekunan beliau bersillaturrahim. Seperti dalam satu hadits yang menjelaskan bahwa salah satu keutamaan sillaturrahim adalah menambah umur. Sepertinya kali ini penulis telah melihat salah satu bukti dari hadits tersebut. Hal ini diperkuat dengan sebuah pernyataan beliau ketika berpamitan dan hendak menuju ke sepedanya. Beliau berkata dengan tegasnya : "Sekarang selama saya masih dapat bersepeda sendiri berkeliling ke tempat banyak orang, akan saya jalani. Ketika sampai pada masa dimana saya tidak dapat bersepeda sendiri, saya sudah mengatakan pada anak saya untuk selalu mengantar ke tempat orang-orang yang akan saya kunjungi." Meski beliau tidak secara eksplisit mengatakan sillaturrahim dan faidahnya, namun sepertinya itulah yang hendak beliau sampaikan pada penulis.
Di kesempatan yang berbeda, penulis mendapati seorang berusia 90 tahun. Ketika ditanya resep umur panjang dan kesehatan beliau adalah "menjalankan sholat pada waktunya". Hal yang masih asing untuk dikategorikan sebagai resep panjang umur. Penasaran dengan jawaban tersebut, penulis menanyakan maksud dari "menjalankan sholat pada waktunya". Jawaban beliau terasa lebih aneh lagi yaitu "ketika masuk waktu sholat wajib/fardhu, lakukan. ketika masuk waktu tahajjud, jalankan. ketika masuk waktu dhuha, sholatlah dhuha. Ketika masuk waktu sholat apa pun, laksanakan perintah sholat di waktu tersebut.".
Subhanalloh...
0 Komentar