Apa alasanmu Mondok?

       Tidak dipungkiri, pondok pesantren selalu diminati oleh masyarakat Indonesia sepanjang masa. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah peran penting pondok pesantren dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, yang menimbulkan fanatisme masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang. Dalam era kehidupan yang semakin maju, dimana masyarakat mulai mengabaikan nilai-nilai etika, sosial, kemanusiaan, pondok pesantren merupakan salah satu media yang senantiasa menjaga nilai-nilai tersebut. Selain materi pendidikan agama dan pendidikan ilmu umum, hal yang menjadi unggulan pendidikan di pondok pesantren adalah pendidikan karakter / soft skill yang tidak dapat diperoleh pada pendidikan formal lainnya.
       Dengan berbagai keunggulan pondok pesantren, masyarakat memilihnya sebagai sebuah sarana pendidikan dengan berbagai macam alasan dan tujuan. Alasan, niat dari suatu perilaku akan sangat penting berdasarkan salah satu Sabda Nabi Muhammad SAW : "...sesungguhnya (sahnya) amal bergantung pada niatnya... ". Niat akan menunjukkan nilai dari suatu amal, menentukan jalan/prosesnya dan memberikan informasi hasil akhirnya.
       Dari beberapa survei penulis, berikut adalah beberapa alasan mengapa seseorang mondok di sebuah pondok pesantren.
       1. Motivasi dari luar.
Beberapa santri menjalani pendidikan pesantren atas dorongan dari luar dirinya, motivasi tersebut diantaranya adalah,
       a. Dorongan orang tua / keluarga
Dengan banyak alasan dan tujuan, seseorang mendorong anak/keluarganya untuk mondok. Misalnya karena tuntutan lingkungan yang membutuhkan tenaga ahli ilmu agama, kehidupan lingkungan yang semakin bebas, regenerasi sebagai penerus perjuangan keagamaan dan sebagainya. Hal ini merupakan dorongan yang paling banyak dalam realita kehidupan pesantren.
       b. Alasan pendidikan umum
Beberapa santri menjalani pendidikan umum sekolah / kuliah di sebuah lembaga, untuk menunjang kegiatan tersebut, dia mondok agar dapat menghasilkan lebih banyak ilmu pada waktu yang relatif bersamaan. Atau sebagai alasan penghematan agar tidak terlalu mahal biaya kost, dengan keuntungan mendapat materi ilmu pesantren. Sebagian lagi ada yang karena tidak dapat masuk pada pendidikan umum yang diharapkan, maka dia memilih mondok sebagai ganti tidak sekolah. Alasan ini mulai menjadi tren dan semakin ramai digunakan oleh masyarakat, sehingga ada yang membuat istilah sekolah sambil mondok, atau mondok sambil sekolah. Istilah paling baru adalah sekolah dan mondok, untuk menunjukkan bahwa prioritas keduanya adalah sama.
       c. Ada beasiswa
Beberapa santri memperoleh beasiswa dari sebuah lembaga pendidikan pondok pesantren yang dalam hal ini banyak berlaku pada pondok pesantren di Timur Tengah. Dengan kesempatan tersebut, santri kemudian dikontrak untuk mengikuti pendidikan pondok pesantren dan menjalani lika-liku kehidupan seorang santri.
       2. Motivasi internal.
Selain adanya dorongan dari luar diri sendiri, banyak pula santri yang mondok atas dorongan dari dalam dirinya. Beberapa dorongan tersebut diantaranya,
       a. Keinginan mendalami ilmu agama.
Banyak sekali santri yang mondok dengan niat untuk dapat mendalami ilmu agama sebagai pedoman bagi hidup mereka, keluarga dan masyarakat. Niat tulus tersebut muncul atas pemahaman diri terhadap pentingnya ilmu agama dalam kehidupan. Hal ini merupakan dorongan yang terkuat bagi seseorang untuk berusaha istiqomah dalam menjalani kehidupan Mondok.
       b. Penasaran
Dengan mengetahui beberapa informasi tentang pondok pesantren, atau melihat beberapa teman, tetangga, saudara yang mondok, timbul rasa ingin tahu, penasaran dengan hal yang dialami seorang santri. Kemudian orang tersebut mencoba ikut-ikutan mondok dan hidup layaknya seorang santri. Beberapa ada yang kemudian melanjutkan hingga tahap akhir di suatu pondok, namun tak jarang pula yang merasa tidak kerasan dan merasa cukup puas sudah pernah mengalami sebagai santri beberapa hari saja.
       c. TK
Bagi sebagian kecil orang yang mondok, ini merupakan salah satu alasan untuk dia berlama-lama di pondok. Karena usia yang sudah cukup banyak, belum ada calon suami atau istri, maka dia menetap di pondok dalam rangka menanti jodoh atau diistilahkan Tunggu Kawin.
       Begitu banyak alasan untuk mondok untuk dituliskan, sebanyak alasan manusia melakukan sesuatu untuk masa depannya. Penulis hanya menampilkan sedikit dari hasil survei di beberapa pondok pesantren. Niat yang baik dan kurang baik dapat ditelaah oleh masing-masing orang yang akan melakukannya. Sangat penting untuk menata niat ketika akan memulai melakukan sesuatu, apalagi hal besar yang bersifat jangka panjang dan berdampak pada masa depan banyak orang.

       Bagaimana denganmu Saudara-saudaraku? Apa niatmu Mondok?

Previous
Next Post »
0 Komentar