ISMA

       ISMA, sebuah singkatan nama sebuah organisasi yang sangat erat dengan ponpes At-Tauchid. Ya, bagaimana tidak? Kepanjangan ISMA adalah Ikatan Santri Muqimin At-Tauchid. Sebuah 0rganisasi wadah bagi para alumni ponpes At-Tauchid Jogomertan Petanahan Kebumen. Yang berbeda adalah  nama organisasi ini adalah tidak adanya kata alumni yang biasanya tercantum dalam nama organisasi alumni pada umumnya. Sebenarnya ada kata yang menyerupai kata alumni yang digunakan dalam nama organisasi ini, yaitu kata muqimin. Kata ini dicetuskan oleh almarhum K.H.  Chabib Mushtofa Pengasuh ponpes At-Tauchid pada masa awal pembentukannya pada tahun 2005.
       Awalnya nama organisasi ini adalah IKAAT singkatan dari Ikatan Alumni At-Tauchid. Ketika disampaikan rencana pembentukan keorganisasian dengan nama tersebut, Almarhum K.H. Chabib Mushtofa menginstruksikan agar kata alumni diganti dengan kata muqimin. Beliau juga menjelaskan alasan pemggantian dan penggunaan kata tersebut. Kata alumni memiliki arti mantan, bekas, eks dan sebagainya yang menunjukkan bahwa seseorang telah selesai dalam menjalani,mengerjakan, melewati suatu kejadian. Hal ini tidak tepat digunakan bagi seseorang yang berstatus pelajar, sedang menempuh pendidikan. Dalam pandangan agama Islam, tidak ada kata selesai menjalani pendidikan. Sabda Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa manusia belajar mulai ketika berada dalam kandungan hingga manusia tersebut dimasukkan ke liang lahat. Selesainya proses belajar bagi seorang muslim adalah ketika dia sudah masuk ke liang lahat. Hendaknya seorang muslim senantiasa memposisikan dirinya sebagai seorang pelajar/penuntut ilmu selama hidupnya. Dari salah satu alasan inilah, beliau tidak memperkenankan penggunaan kata alumni dalam organisasi tersebut dan mencetuskan nama muqimin. 
       Kata muqimin yang dimaksud berarti santri muqim, yaitu seorang yang muqim/tinggal di berbagai tempat, namun tetap menjadi seorang santri. Kata ini sejatinya dapat digunakan bagi semua orang yang senantiasa ingin dan berusaha menuntut ilmu, terutama ilmu agama Islam meskipun orang tersebut sebelumnya tidak pernah mondok karena kata ini mengandung makna semua penuntut ilmu (agama Islam) dengan domisili di manapun. Setelah diikuti dengan kata At-Tauchid yang merupakan nama sebuah ponpes di Kebumen, barulah kata ini memiliki penyempitan makna menjadi santri muqim yang pernah menuntut ilmu (mondok) di pesantren At-Tauchid.
       Organisasi ini telah eksis selama 10 tahun, dan mengalami pergantian ketua organisasi dan kepengurusan. Pada periode sekarang (2016-2021), organisasi ini diketuai oleh Bp. Ahmadi Al Ma'ruf yang menggantikan Bp. Ahmad Munfakir yang telah menjabat ketua selama 2 periode. Dalam perjalanannya, organisasi ini telah mengadakan banyak kegiatan dalam bidang pendidikan dan sosial, namun belum terdokumentasikan. Pada kesempatan periode kepengurusan yang diketuai Bp. Ahmadi kali ini, beliau merencanakan sebuah dokumentasi dan sosialisasi yang lebih maju dengan menggunakan media sosial facebook sebagai awalnya. Bagi santri muqimin, dapat bergabung pada grup facebook yang bernama ISMA (IKATAN SANTRI MUQIMIN AT-TAUCHID).
       Pada bulan Syawal ini, organisasi ISMA akan mengadakan Sillaturrahim tingkat Nasional bagi muqimin At-Tauchid pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 H atau bertepatan tanggal 18 Syawal 1437 H. Acara dilaksanakan pada pagi hari, pukul 08.00 dengan agenda acara ziaroh Almarhum Al Maghfurlah K.H. Chabib Mushtofa dan dilanjutkan acara sillaturrahim di halaman ponpes. Panitia acara Sillaturrahim tersebut mengajak, mengundang dan menghimbau bagi santri muqimin yang tidak/belum mendapat undangan dan telah membaca berita ini, untuk hadir dalam acara tersebut. Adapun dokumentasi acara tersebut insyaAlloh juga akan dibagikan melalui blog ini.
Previous
Next Post »
0 Komentar