Air dan Dzikr




Air bukanlah benda mati,dia adalah sesuatu yang hidup dan menjadi sumber semua makhluk yang hidup.

       Air menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari minum, mandi, mencuci/membersihkan beberapa hal, bahkan memiliki peran penting dalam peribadahan umat Islam seperti bersuci, menghilangkan najis, wudhu, mandi wajib, dan sebagainya.  Dalam ilmu biologi di masa sekolah, air dikenalkan sebagai benda mati karena tidak memiliki ciri makhluk hidup seperti bernafas, bergerak, makan minum, berkembang biak dan lain-lain. Ternyata dalam sebuah hasil penelitian terbaru konsep tersebut tidaklah benar. Seorang peneliti DR. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama di Jepang telah membuktikan keberadaan air yang akan merespon terhadap beberapa kata, doa, bahkan suara musik yang diperdengarkan pada air tersebut. Air ternyata mendengar ucapan seseorang terhadapnya kemudian dia melakukan suatu perubahan diri sebagai respon terhadap apa yang didengarnya. Adanya perilaku mendengar dan merespon inilah yang menjadikan kesimpulan pembuktian bahwa air ternyata hidup. Hal ini juga sebagai pembuktian ayat Alquran yang menyatakan bahwa Alloh menciptakan segala sesuatu yang hidup dari air. Sebagai sumber asal sesuatu yang hidup, sangatlah logis bila air ternyata memang hidup.

       Pada umumnya, bentuk asal molekul air berbentuk tidak beraturan kecuali pada beberapa air seperti air Zam-zam. Molekul air akan memiliki bentuk tertentu saat dibacakan/diperdengarkan beberapa audio. Suara ucapan dari kata-kata yang bernilai positif akan membentuk molekul air menjadi beberapa bentuk yang indah. Hal ini  juga berlaku pada audio musik yang bernilai positif. Hal berbeda terjadi manakala air tersebut diperdengarkan kata-kata kasar/bernilai negatif, atau musik keras dan bernilai negatif, maka molekul akan membentuk sesuatu yang jelek, melingkar bahkan beberapa terdapat cahaya seperti api.

       Molekul terindah dalam penelitian Dr. Emoto adalah molekul air Zam-zam. Bentuknya memiliki paling banyak sudut beraturan yang rapi dan memancarkan sinar dengan 12 warna. Bentuk molekul air yang menyerupai kristal air zam-zam adalah beberapa air yang dibacakan beberapa doa dan ayat Alquran. Dalam suatu penelitian, molekul air yang dibacakan Ayat Kursi memiliki bentuk kristal yang sangat mirip dengan kristal air Zam-zam. Ada yang mengambil kesimpulan, adanya air Zam-zam yang memiliki kristal demikian dimungkinkan karena air tersebut berada di dekat Ka'bah yang menjadi tujuan muslim sedunia ketika menjalankan ibadah haji sejak masa nabi Adam, di mana para jamaah haji beribadah dan berdoa di sana.

       Kegiatan welasan di ponpes At-Tauchid diisi dengan pembacaan kitab manaqib yang berisi biografi seorang ulama/wali yaitu Syekh Abdul Qodir Al Jilani. Dalam pembacaan tersebut, jamaah duduk membentuk lingkaran, di tengahnya diletakkan air putih dalam suatu wadah. Hal ini sering dianggap sebagai klenik oleh beberapa kelompok aliran. Air tersebut sering digunakan sebagai media pengobatan oleh para jamaah. Dalam tinjauan ilmiah sebenarnya hal tersebut adalah hal yang sangat logis dan sangat baik. Seperti dalam penelitian Dr. Emoto, kata Arigathou (terima kasih) pada air akan membentuk molekul air tersebut menjadi kristal segi enam. Adanya beberapa sudut/kaki molekul tersebut akan berfungsi sebagai pengait/kail terhadap penyakit agar dapat terbawa dan dikeluarkan oleh air tersebut. Manfaat yang demikian tentu sangat baik bagi kehidupan manusia. Seyogyanya hal ini justru banyak dianjurkan dalam setiap kali mengkonsumsi air agar membaca basmallah dan doa seperti dalam perintah Nabi Muhammad SAW.  Minimal, anjuran untuk tidak mengucapkan kata bernila negatif terhadap makanan dan minuman yang juga disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, karena beliau tidak pernah mencela makanan apapun yang dihidangkan kepada beliau.

       Ketika air saja mendengar dan merespon kata-kata positif, nasihat, ayat-ayat Alquran, apalagi hati manusia yang 72% bagiannya adalah darah yang merupakan benda cair. Dzikr hati sebagai bentuk dialog, ucapan, audio hati akan meningkatkan suhu darah dalam hati. Hal ini akan memberikan efek darah yang tidak membeku sehingga peredarannya akan lancar. Pada akhirnya hal ini akan membawa dampak kesehatan yang baik bagi tubuh.

       Beberapa contoh yang dapat dilakukan dalam praktik individu misalnya dengan menyediakan air acap kali bertadarus, mengaji, membaca kitab dan sebagainya. Dalam kegiatan kumpulan, ketika kajian bersama, perkumpulan shalawat, manaqib, dan banyak perkumpulan yang positif. Sudah saatnya praktik demikian bukan lagi dianggap klenik, namun merupakan praktik amaliyah yang terbuktikan dalam penelitian ilmiah.


Previous
Next Post »
0 Komentar