Satu Nafas Dzikr Nafii Itsbat

Khotmul Khowajikan di dalam masjid ponpes At-Tauchid

"Ketika mengambil nafas pada lafadzh laa dari pusar, disalurkan sampai dada..."


       Laa ilaaha illalloh,Laa ilaaha illalloh,Laa ilaaha illalloh,,,,begitulah salah satu bacaan wirid bersama setiap selesai sholat berjamaah di masjid ponpes At-Tauchid Jogomertan. Lafadzh tersebut juga banyak ditemui di berbagai tempat ketika selesai sholat berjamaah dengan dilakukan berjamaah ataupun sendiri. Lafadzh yang paling pokok dalam kehidupan seorang muslim seluruh dunia, yang berisi tentang pengikraran keESAan Alloh SWT. Salah satu keutamaan lafadzh ini, dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa "...Barang siapa ucapan terakhir dalam hidupnya adalah lafadzh Laa ilaaha illalloh, maka ia pasti masuk surga..."

       Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah, lafadzh tersebut dikenal dengan istilah Nafii Itsbat dan menjadi bacaan wajib setiap selesai sholat dengan bilangan tertentu. Arti lafadzh tersebut secara umum dalam bahasa Indonesia adalah Tidak ada Tuhan selain Alloh. Dalam makna lebih mendalam diartikan Tidak ada wujud sesembahan yang berhak untuk disembah selain Alloh. Hal ini berarti menafikan (meniadakan) adanya wujud sesembahan, dan mengitsbatkan (mengakui ketetapan bahwa) Alloh lah sesembahan yang haq. Praktik pengucapan lafadzh ini memiliki tata cara khusus dalam kajian thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah. Ketika mengambil nafas pada lafadzh laa dari pusar, disalurkan sampai dada, kalau bisa sampai ke otak. Ketika mengucapkan ilaaha, meletakkan semua selain Alloh di belakang tulang belikat sebelah kanan. Ketika mengucapkan illalloh, nafas disalurkan ke otak disertai dengan menempatkan dzikr ALLOH pada hati yang berada di sebelah kiri. Penjelasan ini akan susah dipahami apabila tidak melalui seorang guru mursyid thoriqoh. 

       Hal yang istimewa dari praktik pengucapan dzikr di atas, dijelaskan pada kesempatan rutinan welasan malam Ahad, 13 Agustus 2016 oleh mursyid thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah As Sanusiyah ponpes At-Tauchid sekarang, beliau K.H. Misbahul Munir, proses pengambilan nafas dari pusar yang disalurkan ke dada dapat memberikan efek lahir yang baik bagi kesehatan. Hal ini berkenaan dengan metode pernafasan yang baik akan memacu aliran darah yang lancar. Adanya penyaluran nafas yang demikian juga melatih konsentrasi dan fokus terhadap suatu hal. Konsentrasi semacam ini akan membawa efek baik bagi kejiwaan yang pada akhirnya akan memberikan efek positif bagi tubuh. 

       Dalam praktik yang lain dari thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah, beliau menjelaskan tentang materi dzikr sirr yaitu dzikr pada beberapa lathifah sanubari manusia. Beliau menjelaskan, ketika seseorang bertadarus Alquran, otak bekerja memikirkan makna bacaan Alquran tersebut, sementara hati berdzikr Alloh, Alloh, Alloh. Dalam penjelasan syarh kitab Showiy, yang mensyarahi kitab tafsir Al Jalalaiyn beliau jelaskan, ketika seseorang bertadarus Alquran tanpa disertai dzikr tersebut, maka tadarus orang tersebut tidak akan bernilai apa-apa ketika ditinjau dari ilmiah thoriqoh. Pada kesempatan ini, hanya itu yang dapat penulis tangkap dari banyak penjelasan beliau. Beberapa materi lain belum dapat penulis pahami sepenuhnya karena keterbatasan pemahaman penulis. Hal yang lebih mendalam alangkah lebih tepat apabila pembaca berkonsultasi langsung dengan guru mursyid thoriqoh. Semoga bermanfaat.


Previous
Next Post »
0 Komentar