Ngaji Al Jurumiyyah - Muqoddimah


       "Nahwu menjadi hal yang lebih utama untuk dipelajari, karena tanpanya, Kalam (Alquran) tidak akan mungkin dapat dipahami. ( Muqoddimah Nadzhom 'Imrithi )"

       Bahasa Arab menjadi bahasa pokok dalam banyak literatur referensi pendidikan agama Islam. Alquran dan Hadits didominasi dengan bahasa Timur Tengah tersebut. Untuk dapat memahaminya diperlukan pembelajaran tentang bahasa Arab secara intensif. Tanpa pengetahuan tata bahasa Arab, Alquran dan Hadits tidak akan dapat dipahami dengan benar.

       Seperti dalam sejarah pembukuan dan penambahan harokat dalam mushaf Alquran, hal tersebut bermula dari adanya kesalahan baca harokat yang berdampak pada kesalahan fatal pemaknaan lafadzh yang dibaca. Dari hal tersebut dibuatlah harokat dengan harapan tidak terulang kesalahan bacaan lagi. Pembuatan harokat dan peletakannya dalam tulisan mushaf Alquran bukan sekedar penerapan yang merujuk pada hafalan seorang hafidzh Alquran apalagi secara asal. Penempatan tersebut disesuaikan dengan kaidah tata bahasa Arab yang dikenal dengan ilmu nahwu. 

       Salah satu kitab rujukan pembealajaran ilmu nahwu yang sangat populer adalah kitan Al Jurumiyah. Kitab karya Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Ash Shonhaji  ini sangat tipis dan ringkas namun sangat mendasar dan berisi materi pokok ilmu nahwu sehingga kitab ini selalu menjadi pembelajaran pokok di banyak pondok pesantren salaf di Indonesia.  Pada postingan kali ini dan beberapa postingan selanjutnya dengan kategori postingan ngaji nahwu, insyaAlloh akan dibahas materi kitab Al Jurumiyah. Semoga postingan ngaji Nahwu ini dapat bermanfaat menambah pemahaman pembaca dan terutama bagi penulis sendiri.

" Shorof merupakan Ibu dari banyak ilmu pengetahuan dan Nahwu adalah Ayah ilmu pengetahuan tersebut."

Berikut kita mulai pembelajaran kitab tersebut dari halaman awal.
       Kitab ini diawali dengan basmallah dan langsung dilanjutkan dengan materi pertama tentang pembahasan kalaam. Setelah basmallah tidak dituliskan bacaan hamdallah dan sholawat, namun sebenarnya makna kedua bacaan tersebut telah ada pada huruf al pada kata alkalaamu. Al pada lafadzh alkalaamu dinamakan al lil 'ahdidz_dzihni.  Lihat pembahasan pada posting  " Kenalkan Al Jurumiyah sebagai ilmu filsafat " pada blog ini.

الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع 

Kalaam (dalam bahasa Indonesia : Kalimat) memiliki beberapa pembahasan disiplin ilmu. Dalam disiplin ilmu lughot, kalaam adalah segala sesuatu hal yang dapat memberikan kepahaman. Hal ini dapat berupa beberapa isyarat, kode. Adanya papan penunjuk jalan, reklame, lampu lalu lintas, bau dari suatu yang terbawa angin, sandi dan sebagainya yang dapat memberikan manfaat pemahaman atas suatu pemahaman. Menurut ahli fiqh, kalaam adalah ucapan yang membatalkan sholat dari seorang yang sedang sholat yang berupa ucapan satu huruf hijaiyah yang memberikan kepahaman atau dua huruf atau lebih meskipun tidak memberikan pemahaman makna. Menurut ahli ushul, kalaam adalah Lafadzh (Alquran) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam jumlah minimal surat yang pendek yang membacanya akan bernilai ibadah. Menurut ahli Mutakallim (Tauhid), Kalaam adalah penjelasan suatu sifat maknawi yang bersumber dari sifat qodiim pada Dzat Alloh SWT.

       Adapun kalaam dalam disiplin ilmu nahwu versi Al Jurumiyah adalah susunan ucapan dalam bahasa Arab yang memberikan sebuah pemahaman makna yang dilakukan dengan suatu kesengajaan. Dari hal tersebut, komponen penyusun kalaam dalam kajian nahwu ada 4 :
          1. اللفظ  Lafadzh/ucapan manusia dalam bahasa Arab.
          2. المركب Murokkab/Yang tersusun
          3. المفيد  Mufiid / Memberikan suatu pemahaman makna
          4. بالوضع  Wadh'i/ Dilakukan dengan kesengajaan.


Previous
Next Post »
0 Komentar