Amalan Bulan Dzulhijjah



       Hari ini, Sabtu 3 September 2016, dalam perhitungan kalender hijriyah menjadi hari pertama bulan Dzulhijjah 1437 H. Jutaan umat Islam sekarang sedang di Arab Saudi menunggu tangga 9 Dzulhijjah nanti untuk malakukan wuquf di Arafah. Bulan ini dinamakan Dzulhijjah karena bulan ini merupakan waktu puncak pelaksanaan ibadah haji dimana rangkaian manasik haji akan berpusat pada waktu dan tempat yang sama dan segera diakhiri dalam waktu yang hampir bersamaan. 

       Bagi yang tidak sedang menjalakan ibadah haji, bulan ini juga menjadi waktu yang istimewa, banyak hal utama yang dapat dilakukan di dalam bulan tersebut. Bulan ini termasuk dalam rangkaian Asyhurulhurum yaitu bulan-bulan yang dimuliakan oleh Alloh di antara bulan-bulan yang lain. Sebagai bulan yang dimuliakan, banyak keistimewaan di bulan ini.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

السنة اثنا عشر شهراً، منها أربعةٌ حرمٌ: ثلاثٌ متوالياتٌ ذو القعدة، وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان”.
“Setahun ada 12 bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram: tiga bulan berurutan yaitu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharam, dan (satu bulan sendiri yaitu) Rajab Mudhar yang berada di antara bulan Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”

       Secara umum, dianjurkan untuk meningkatan amal shalih di empat bulan suci tersebut, misalnya membaca al-Quran,  memperbanyak zikir dan doa, memperbanyak sedekah (untuk kerabat dan orang lain), infak, amar ma’ruf nahyu munkar, menunjukkan bakti kepada orangtua (birrul walidayn) baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, memperbanyak sujud melalui shalat-shalat sunat, shalat berjamaah pada shaf terdepan, meninggalkan perbuatan dosa, dan sebagainya.

        Adapun beberapa amalan khusus yang dapat dilakukan di bulan ini diantaranya :

     1. Berpuasa tanggal 1-9 Dzulhijjah.

     Untuk berpuasa pada sepuluh hari ini, ada dalil khusus sebagaimana diriwayatkan oleh Hafshah Radhiallahu ‘Anha, katanya:

أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

     "Ada empat hal yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah meninggalkannya: puasa ‘Asyura, Al ‘Asyr (puasa 10 hari Dzulhijjah), puasa tiga hari tiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh."

Dalam hadits tersebut disebutkan 10 hari yang dimaksud 10 hari pertama, namun untuk tanggal 10 sendiri tidak boleh menjalankan puasa karena haram berpuasa pada saat hari raya.

     2. Berpuasa pada hari Arafah (( Dzulhijjah)

      Dari Qatadah Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

"Nabi ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, beliau menjawab: “Menghapuskan dosa tahun lalu dan tahun kemudian.”

      3. Shalat Idul Adha dan Menyembelih Hewan  Qurban

     Shalat Idul Adha hukumnya sunat muakkad, hal ini karena Nabi tidak pernah meninggalkannya selama hidup. Hukum berkurban adalah sunnat muakkad bagi yang mampu. Berikut hadits dari Abu Hurairah Radhiallhu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

 “Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan dia tidak berkurban, maka jangan dekati tempat shalat kami.” 

     4. memperbanyak tahlil, takbir, dan tahmid. 

    Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW berikut :

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلاَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ، فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ – رواه الطبراني فى المعجم الكبير

"Tidaklah ada hari-hari yang lebih mulia di sisi Allah dan amal-amal shalih di dalamnya lebih dicintai-Nya dibanding amal-amal shalih pada 10 hari-hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu perbanyaklah mengucap tahlil, takbir, dan tahmid’ (Riwayat at-Thabrani)"

       Takbir yang disunatkan ada dua : muthlaq (tidak terikat) dan muqoyyad (terikat). Takbir muthlaq dilakukan ketika masuk awal Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah (akhir hari Tasyriq). Adapun takbir muqoyyad dilakukan sehabis shalat fardhu, yaitu mulai dari selesai shalat Subuh 9 Dzulhijjah sampai sehabis shalat Ashar 13 Dzulhijjah (akhir hari Tasyriq). Pada hari Idul Adha dianjurkan untuk melakukan takbir muthlaq dan muqoyyad.
Allah swt berfirman dalam surat al-Baqarah/2: 203, ‘Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang (yakni hari-hari Tasyriq tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah)

Redaksi takbir (yang di dalamnya juga memuat tahlil dan tahmid):

 

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ


Boleh juga ditambah dengan:

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

Bagi laki-laki sunnah mengeraskan takbir, dan bagi wanita sunnah sebaliknya.

 Demikian sedikit pembahasan tentang beberapa amalan yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah, semoga bermanfaat.



Previous
Next Post »
0 Komentar