Penangkal Petir - Fisika Dasar 2



PRINSIP KERJA PENANGKAL PETIR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar II
Dosen pengampu : Fatwa Aji Kurniawan M.Pd



Oleh :
1.      Jazim Abdillah TI11505
2.      Muhammad Tenggar Zein Ali TI11509


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDHATUL ULAMA
KEBUMEN

2016













PRINSIP KERJA PENANGKAL PETIR
BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang Masalah
  Dalam perkembangan kemajuan pembangunan gedung yang mencapai pada pembuatan gedung tinggi bertingkat, terdapat penggunaan teori fisika elektrosatistik dalam penangkal petir yang terpasang pada gedung tersebut. Penangkal petir memiliki prinsip teori keselamatan dari sambaran petir terhadap bangunan atau suatu benda yang dapat menjadi penghantar listrik ke bumi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan bukan hanya gedung tinggi saja, namun juga dalam kehidupan di desa yang jarang pepohonan seperti di persawahan, di pantai dan tempat yang sering terjadi petir.
   B.     Rumusan Masalah
  Dari latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah berikut,
   1.      Bagaimanakah terjadinya petir?
   2.      Apakah yang dimaksud penangkal petir?
   3.      Bagaimanakah prinsip kerja penangkal petir?
   C.     Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, dalam penulisan makalah ini, penulis bertujuan untuk mengetahui,
   1.      Terjadinya petir.
   2.      Yang dimaksud penangkal petir.
   3.      Prinsip kerja penangkal petir.







BAB II
PEMBAHASAN

   1.      Terjadinya Petir

Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dan kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup. Penjelasan tentang teori terjadinya petir sangat erat dengan teori listrik, dimana terdapat muatan bernilai posistif yang dikenal dengan proton  dan muatan  negatif yang dikenal dengan electron, serta teori lompatan muatan negatif. Dalam hal ini terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir,
a. Proses Ionisasi
Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dapat dihasilkan oleh gesekan antar awan atau  kejadian Ionisasi. Proses ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air di awan, mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan perubahan bentuk padat (es) menjadi cair. Ion yang dihasilkan akan bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus. Apabila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka kumpulan awan yang bermuatan akan memiliki beda potensial yang sangat besar dan cukup untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.
b.Gesekan antar awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin. Selama proses pergerakannya, awan ini akan saling bergesekan satu dengan yang lainnya. Dari proses ini akan terlahir elektron-elektron bebas yang memenuhi permukaan awan. proses ini bisa digambarkan secara sederhana pada sebuah praktikum penggaris plastik yang digosokkan pada rambut, maka penggaris ini akan mampu menarik potongan serpihan kertas di atas meja. Pada saat awan ini terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karena elektron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.
            Dari 2 teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa awan akan menjadi kutub listrik yang bermuatan negatif , sementara bumi akan menjadi kutub positif. Untuk mendapatkan kesetimbangan, electron yang bersifat ringan dan bebas bergerak akan berpindah ke kutub positif. Perpindahan electron dalam jumlah besar ke kutub positif yang tidak melalui penghantar akan menghasilkan kilat dan suara menggelegarsebagai reaksi benturan muatan. Hal inilah yang kita sebut sebagai petir.

2.      Pengertian Penangkal Petir
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:
    a. Batang Penangkal Petir
 Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik-menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.
    b.  Kabel Konduktor
Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hngga 2 cm. Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
    c.  Tempat Pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbat dari bahan tembaga erlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 m – 3 m.

3.      Prinsip Kerja Penangkal Petir


Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melaluikabel konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabek konduktor, denagn demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik  dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke ajringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jarinagn listrik tersambar petir, biasanya di dalm bangunan di pasang alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).
    4.      Macam-macam Penangkal Petir

         a.       Penangkal Petir Neoflash
Ketika awan bermuatan listrik melintas diatas sebuah banguna yang terpasang penangkal petir Neoflash, makan elektroda penerima pada bagian samping penangkal petir neoflash ini mengumpulkan dan menyinpam energi listrik awan pada unit kapasitornya. Setelah energi ini cukup besar maka dilepas dan diperbesar beda potensialnya pada bagian ion generator. Pelepasan muatan listri pada unit ion generator di picu oleh sambaran, yakni ketika lidah api menyambar permukaan bumi maka semua muatan listrik di bagian ion genertor dilepaskan keudara melalui Central Pick Up agar menimbulkan lidah api penuntun keatas (streamer leader untuk menyambut sambaran petir yang terjadi kemuadian menuntunnya masuk kedalam satu titik sambar yang terdapat unit neoflash ini.
Pada unit Penangkal Petir, Neoflash secara simultan bekerja bergantian dari masing-masing unit penerima induksi , jumlahnya tergantung dari tipe dan modelnya. Bekerjanya secara bergantian dimana bila salah satu bagiang unit melepaskan muatan ke udara / streamer maka ada bagian yang dalam proses pengisian muatan awan.
Akurasi dan kemampuan Penangkal Petir NeoFlash masih tergantung dari 2 hal pendukung instalasi, yaitu:
1)        Kabel Penghantar harus minimal 50 mm
2)        Grounding maksimal 5 Ohm

b.      Penangkal Petir Konvensional/ Faraday/ Frangklin
Kedua ilmuan diatas Faraday dan Frangklin mengketengahkan system yang hampir sama, yakni: system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding . Sedangkan system perlindunga yang dihasilkan ujung penerima / Splitzer adalah sama pada rentang 30 ~ 45 . Perbedaannya adalah system yang dikembangkan oleh Faraday bahwa kabel penghantar terletak pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai penerima sambaran, Berupa sangkar elektris atau biasa disebut sangkar Faraday.
c.       Penangkal Petir Radioaktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir , dan dihasilkan kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang dihasilkan oleh proses ionisasi, maka penggagalan proses ionisasi di lakukan dengan cara memakai Zat berradiasi misl. Radiun 226 dan Ameresium 241 , karena 2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan.
Manfaat lainnya adalah hamburan ion radiasi akan menambah muatan pada Ujung Finial / Splitzer dan bila mana awan yang bermuatan besar yang tidak mampu di netralkan zat radiasi kemuadian menyambar maka akan condong mengenai penangkal petir ini.
Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya , berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat.
d.      Penangkal Petir Elektrostatic
Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir Radioaktif , yakni: menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .
Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi.
e.       Penangkal Petir Flash Vectron
Penangkal petir Flash Vectron merupakan penangkal petir modern yang berbasis kerja E.S.E (Early Streamer Emission) Sistem ESE bekerja secara aktif dengan cara mengumpulkan ion dan melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadinya sambaran petir. Pelepasan ion ke udara secara otomatis akan membuat jalur untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung Terminal Petir Flash Vectron ini dari pada areal sekitarnya. Dengan sistem ini akan meningkatkan areal perlindungan yang lebih luas dari pada sistem penangkal petir konvensional


Di saat ada awan mendung melintas di atas bangunan yang dilindungi antipetir/penangkal petir Flash Vectron, elektroda yang terpasang di dalam peralatan akan mengumpulkan dan menyimpan energi dari awan yang bermuatan listrik di dalam kapasitor yang mampu diisi ulang, setelah cukup besar kemudian dikirim ke unit ion generator. Ketika banyak energi petir di atmosfer maka awan menginduksi unit ion generator. Informasi ini di olah dalam unit Ion Generator untuk di manfaatkan sebagai memicu pelepasan energi. Akibat dari pelepasan energi yang menghentak ini akan menghasilkan lidah api penuntun ke udara (Streamer Leader) melalui Batang Utama penangkal petir Flash Vectron, lidah api penuntun ini yang kemudian di sambut oleh petir


Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi).
  
           Mekanisme terjadinya sambaran petir dibagi menjadi 2, yaitu :
    a)      Sambaran Perintis (Initial Leader)
Peralihan muatan ke tanah dimulai dengan sambaran yang menjalar ke dekat dasar daerah bermuatan negatip dengan sambaran yang menjalar kedekat dasar daerah bermuatan negatip dalam awan melalui beberapa tahapan. Tiap tahapan akan terlihat sebagai kilatan petir yang bertambah. hal ini disebabkan oleh udara yang terionisasi di ujung sambaran. sambaran perintis menuju ke tanah dengan kecepatan rata-rata 10^8 cm/detik melalui zig-zag. Sambaran ini membawa muatan negatip sepanjang lintasannya sehingga menciptakan medan magnet listrik dalam ruang antara ujung sambaran perintis dengan tanah.
    b)      Sambaran Balik (Return Stroke)
Pada saat sambaran perintis mencapai ketinggian tertentu dari permukaan bumi maka dimulailah sambaran bermuatan positip ke atas untuk menemui ujung sambaran perintis yang bermuatan negatip. Kilasan cahaya dari sambaran balik ini jauh lebih besar dari sambaran perintis. Sambaran balik menjalar melalui lintasan sambaran perintis yang terionisasi dengan kecepatan 3.10^9 cm/detik. Arus dari sambaran balik inilah yang menjadi arus utama petir yang berkisar 5 kA sampai 200 kA dengan nilai rata-rata arus puncak 20 kA.
Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka sistem perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya penangkal petir eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di pasangnya penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang sering di sebur surge arrester serta pembuatan grounding system yang memadai sesuai standart yang telah di tentukan. sampai saat ini belum ada alat atau system proteksi petir yang dapat melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak dan wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan system proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash Vectron Lightning Protection “seven point plan". Tujuan dari “seven point plan” adalah menyiapkan sebuah perlindungan efektif dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, “Seven Point Plan‘ tersebut meliputi :
 
        i.            Menangkap petir

Hal ini dilakukan dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal Unit) yang dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besaran petirTerminal Petir Flash Vectron mampu memberikan solusi sebagai alat penerima sambaran petir karena desainnya dirancang untuk digunakan khusus di daerah tropis.
      ii.           Menyalurkan arus petir

Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalursesuai standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
    iii.            Menampung petir

Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3 Ohm.
    iv.            Proteksi grounding system

Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan maka setiap titik grounding harus dilindungi dengan cara integrasi atau bonding system.
      v.            Proteksi petir jalur power listrik

Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.
    vi.            Proteksi petir jalur PABX

Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan jaringan data.
  vii.            Proteksi petir jalur elektronik

Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti cctv, mesin dll dengan memasang surge arrester elektronik










BAB III
PENUTUP

            Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dan kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup.
            Demi menghindari atau meminimalisasi dampak buruk adanya petir, digunakanlah penangkal petir yang berguna untuk menyalurkan electron (muatan negative) yang terkumpul di awan supaya menuju ke permukaan bumi dengan tidak menimbulkan lompatan listrik yang terlalu besar. Penangkal petir sejak mulai digunakan mengalami perkembangan dengan mendasarkan pada metode dan peralatan yang digunakan. Hal ini tidak berarti penangkal petir akan mampu menolak, menangkal 100% bahaya petir, namun setidaknya dengan penangkal petir, dampak buruk yang dihasilkan akan menurun.








DAFTAR PUSTAKA


            Setiawan, Budi.. CARA KERJA PENANGKAL PETIR.http//:www.budisetiawanblogs. com/CARA KERJA PENANGKAL PETIR _ penangkalpetirflashvectron.html. Diakses 22 Mei 2016
            PBT.2011.Penangkal Petir. http//: www.lensafisika.com / Penangkal Petir ~ LENSA FISIKA.html. Diakses 22 MEI 2016

Previous
Next Post »
0 Komentar