Motivasi Bagi Generasi Penerus


          Sebuah perjuangan tidak akan berhenti hingga mencapai suatu titik keberhasilan. Dalam beberapa perjuangan keberhasilan dapat diperoleh dengan mencapai sebuah titik pencapaian. Namun perjuangan suatu bidang kehidupan banyak pula yang tidak ada titik keberhasilan yang dapat dilihat. Keberhasilan perjuangan semacam ini adalah keberlangsungan perjuangan itu sendiri. Ketika perjuangan tersebut terus berjalan, dengan beberapa grafik naik turun, itulah salah satu bentuk keberhasilan perjuangan tersebut.

          Salah satu bentuk perjuangan yang demikian adalah perjuangan pendidikan. Ketika pendidikan terus berjalan mengikuti arus waktu dan perkembangan manusia, maka dapat dikatakan perjuangan tersebut berhasil. Ketika perjuangan tersebut berhenti tanpa ada kelanjutan lagi, maka perjuangan tersebut dikatakan telah gagal.

          Dalam bentuk perjuangan yang demikian, grafik naik turun beberapa kemajuan dan kemunduran menjadi hal yang lumrah dan semestinya ada. Dalam kurun waktu tertentu, pendidikan mengalami suatu kemajuan, dan di masa yang lain mengalami kemunduran. Sebuah keniscayaan yang tidak perlu menjadi halangan untuk terus berjalan. Akhir dari perjuangan ini bagi seorang pejuang adalah ketika pejuang tersebut telah dimasukkan ke liang lahat. Seperti dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW :

أطلبوا العلم من المهد الى اللحد


"Tuntutlah ilmu sejak masih dalam kandungan hingga sampai ke liang lahat."

          Hal ini berlaku bagi semua pejuang bidang pendidikan, baik penuntut ilmu atau pendidik atau orang-orang yang memperjuangkan kelangsungan pendidikan, baik pendidikan umum atau pendidikan khusus. Seorang penuntut ilmu tidak mencapai keberhasilan hanya setelah mencapai suatu hasil tertentu. Demikian pula pendidik, tidak berhenti pada keberhasilan satu generasi penuntut ilmu. Dalam perkembangan zaman, ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, sebuah pencapaian keberhasilan pendidikan suatu waktu tidak akan menjadi akhir, namhn akan menjadi rujukan bagi kemajuan selanjutnya.

          Bagi generasi penerus, kesuksesan di masa sebelumnya merupakan acuan, tolok ukur pencapaian selanjutnya. Tanggung jawab generasi ini lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya. Standar tinggi yang dicapai oleh generasi awal menuntut generasi penerus untuk ditingkatkan. Dalam beberapa pengalaman, generasi penerus cenderung minim, namun dianggap memiliki kapasitas kemampuan yang sama dengan pendahulunya. Publik tidak mau tahu latar belakang penerus yang mungkin dan cenderung berbeda dengan pendahulunya. Pendidikan pada masa pendahulu dan penerus hampir bisa dipastikan berbeda karena menjalani proses, prosedur yang berbeda. Kurikulum pendidikan pendahulu dan penerus seringkali telah berganti ketika mereka menjalani pendidikan di tempat yang sama. Tuntutan masyarakat, penerus harus memiliki kualitas yang sama bahkan lebih tinggi dari pendahulu. Hal ini dilihat dari penilaian mereka tentang perkembangan metode pendidikan yang dilakukan oleh generasi penerus.

Dalam salah satu syair nadzhom Alfiyah, karya Syeikh Muhammad ibn Malik disebutkan :

والثانى منقوص ونصبه ظهر # ورفعه ينوى كذا أيضا يجر

Bait tersebut sedianya membahas tentang materi ilmu Nahwu / tata bahasa Arab, tentang isim 
manqush. Namun kali ini akan dibahas dari sisi yang berbeda.

Nadzhom tersebut diartikan :

Generasi kedua (الثانى) merupakan generasi yang memiliki kekurangan (منقوص) . Derajat (نصب) mereka dianggap sama (ظهر) , sederajat dengan pendahulunya. Kelebihan (رفعه) dan kekurangan (يجر) mereka tidak dilihat,diperhitungkan (ينوى).


Penerus dianggap sebagai pendahulu yang sama dalam segala hal. Kelebihan dan kekurangan secara personal dalam bidang tertentu dianggap tidak ada. Beberapa potensi yang sebenarnya mungkin membawa perubahan kemajuan sesuai dengan masa yang dihadapi oleh penerus akan susah diterima oleh masyarakat yang fanatik dengan metode pendahulu.

          Hal demikian tidak akan membawa kemajuan sesuai dengan masa yang terus berkembang. Beberapa hal harus diperbaharui, diperbaiki. Sudah merupakan keniscayaan sifat alam (baca: makhluk) untuk berubah dan berkembang. Adakalanya berkembang lebih baik, atau berkembang lebih buruk. Perilaku statis akan membawa suatu hal terbenam, luntur seiring perkembangan zaman.
Meneruskan perjuangan juga harus sesuai dengan niat, visi misi awal perjuangan. Perubahan total dalam semua aspek dapat berarti mematikan perjuangan yang telah dirintis pendahulu. Keseimbangan antara nilai masa pendahulu dan penerus harus diusahakan. Dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh generasi penerus adalah apa yang difatwakan oleh pendiri organisasi NU, alMaghfurlah K.H. Hasyim Asy'ari :

المحافظة على القديم الصلاح # والأخذ على الجديد الأصلح

"Menjaga tradisi ( nilai) masa lalu yang baik disertai dengan menambahkan tradisi ( nilai ) masa sekarang yang bernilai manfaat lebih baik"


Bersemangatlah wahai para generasi penerus.. Semoga kita dipertemukan dan diikutkan dalam golongan pendahulu kita. Aamiin.


Nasihat ini disampaikan kepada penulis  pada malam Rabu, 27 September 2016 oleh seorang santri yang dijuluki "Wong Agung" oleh gurunya.



Previous
Next Post »
0 Komentar