Jadilah Panutan




          Seseorang dalam menjalani hidup cenderung memiliki satu atau beberapa panutan dalam banyak aspek hidupnya. Bagi yang merasa fanatik, bahkan panutan tersebut akan membentuk orang tersebut menjadi semirip panutannya. Tak jarang bahkan seseorang berperilaku, berpenampilan sangat mirip dengan panutannya. Bahkan seseorang rela merubah banyak hal secara fisik agar identik dan sama dengan orang yang menjadi panutannya.

          Sejatinya hal demikian adalah hal yang berlebihan dan tidaklah perlu dilakukan. Seorang manusia diciptakan untuk melakukan suatu tugas tanggung jawab yang berbeda dari manusia yang lain. Tugas manusia bukan untuk identik dan sama dengan orang yang paling benar sekalipun, Dalam perjalanannya, seorang manusia akan mengalami kehidupan yang berbeda dari manusia yang lain. Kapasitas seorang manusia diciptakan oleh Alloh berbeda, disesuaikan dengan tanggung jawab manusia tersebut. Dengan demikian, seyogyanya tidak perlu ada rasa iri dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia lain. 

          Adanya kebaikan, kesuksesan, pencapaian suatu hal seharusnya bukan menjadi sebab untuk iri. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi motivasi untuk mengikuti beberapa hal baik yang dilakukan oleh seorang yang telah sukses. Dalam menjalankan hal baik tersebut, bukan disertai dengan harapan memperoleh hal yang sama yang telah dicapai orang yang lebih dulu sukses, namun dengan semangat bahwa di masa selanjutnya hidup ini telah diisi dengan hal baik dan akan lebih baik lagi. Kesuksesan sesungguhnya bukan merupakan sebuah pencapaian, melainkan kesinambungan, keistiqomahan untuk terus melakukan hal yang baik. 

          Ketika mengikuti orang yang telah sukses (panutan) sebaiknya bukan dalam bentuk perilaku atau sikap yang sama, melainkan mengikuti nilai yang diterapkan oleh panutannya. Apakah itu nilai sosial, nilai keagamaan, nilai pendidikan dan banyak lagi. Salah satu anjuran memilih panutan, disebutkan dalam Surat Yaasin ayat 21 yang artinya :

"Ikutilah orang yang tidak meminta kepadamu upah, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk"

Dalam Alquran, surat yang paling sering dibaca oleh seorang muslim, Surat Al Fatichah diajarkan doa untuk memohon petunjuk ( Tafsir : Senantiasa berada dalam petunjuk ) jalan yang lurus. Salah satu bentuk pelaksanaan doa tersebut adalah dengan mengikuti orang-orang yang tulus. Hal ini berarti untuk menjadi orang yang tulus tidak mengharapkan upah, balasan atau pujian.. Atau bahkan ucapan terima kasih. 

Terima kasih kepada para Guru, Ikhwan Akhwaat yang mengajarkan, memberi contoh, mengingatkan, mengajak, mendampingi, mendorong untuk senantiasa tulus. Mohon doa semoga penulis dapat mengikuti. Aamiin.


Previous
Next Post »
0 Komentar