Pesona Pantai Pecaron


Pantai Pecaron dari atas bukit
          Setelah pada 5 Oktober kemarin Mahasiswa Teknik Informatika dalam UKM Mata Jala BEM melakukan pendakian bukit Pranji, pada 27 Nopember ini mahasiswa TI menjelajah ke bukit pantai Pecaron di desa Srati Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Berangkat pukul 15.30 dari Kebumen, melewati Petanahan, berhenti sejenak untuk mengechek perlengkapan dan persiapan. Pukul 16.30 berangkat dari Petanahan, melewati depan objek wisata Pantai Suwuk dengan jalan yang rusak parah. Perjalanan menjadi sangat lambat dan memakan waktu yang lama. Nampak di sebelah utara mendung berjalan menuju ke selatan tempat yang akan kami tuju.

Tepat memasuki waktu maghrib kami sampai di pantai Pecaron. Pantai ini nampak sepi dari pengunjung, karena memang belum banyak yang mengetahui spot wisata ini. Selain itu dibutuhkan nyali ekstra untuk menuju pantai yang juga memiliki sungai kecil yang bertemu dengan laut tersebut. Sungai ini tidak terlalu dalam kecuali bila sedang turun hujan. Kita dapat melewati sungai tersebut dengan berjalan kaki menyeberanginya tanpa jembatan. Sebelum menyeberangi sungai, rombongan melakukan sholat maghrib terlebih dahulu. Selepas sholat rombongan bergegas menyeberangi sungai dan mulai mendaki bukit. Kawasan ini masih terbilang jarang dikunjungi untuk berkemah, sehingga masih sangat alami tanpa terlalu banyak sampah dari para pendaki yang tidak bertanggungjawab. 

Sampai di puncak, kami segera mendirikan tenda dan bersiap melakukan sholat 'isya untuk kemudian akan berkumpul mengadakan beberapa kegiatan lain, namun baru selesai mendirikan tenda, dan sebagian sedang melakukan sholat, tiba-tiba hujan deras turun mengguyur. Sehingga kami semua masuk tenda dan menunggu hujan reda sembari sesekali mengelap bagian dalam tenda yang rembes oleh air hujan yang sangat deras.

nunggu sun set yang sedang bersembunyi

Hujan baru reda menjelang pukul 10.30 malam, dan kami tetap melanjutkan kegiatan selanjutnya di luar tenda. Beberapa materi pembahasan diajukan dan ditanyakan dalam beberapa sesion. Ketika hampir jam 12 beberapa mulai masuk tenda dan beristirahat. Beberapa lagi tetap terjaga secara bergantian. Pukul 03.51 masuk waktu subuh pada hari itu, dan semua bergegas bangun dan menjalankan sholat shubuh. Selepas subuh kami bergegas mendaki satu bukti lagi berharap dapat melihat keindahan matahari terbit. Perjalanan memakan waktu 45 menit itu sampai pada puncak bukit yang sedianya menjadi tempat yang tepat melihat matahari terbit. Namun sayang, matahari tertutup awan, sisa mendung semalam mungkin. Namun kami tidak merasa kecewa karena pemandangan lain dalam perjalanan turun dari bukit tersebut tidak kalah indah.


salah satu pemandangan dari bukit

Perjalanan turun dari bukit kedua ini lebih curam dan tinggi dibandingkan bukit tempat kami berkemah. Jalan juga lumayan licin akibat guyuran hujan deras malam tadi. Seperti dalam ekspedisi Pranji, kami juga berjalan sembari memungut sampah dalam perjalanan, namun di sini masih sangat bersih dan nampak belum banyak terjamah pendaki. Hal ini juga nampak dari jalan yang kami lewati banyak yang ditumbuhi rumput yang cukup tinggi.

Jalur panjang turun bukit

Sampai di tebda, kami berencana tidak berlama-lama lagi untuk tinggal, karena matahari terasa sangat panas meski waktu baru pukul 7 pagi. Kami akan berkemas dan turun bukit, namun sebelum itu kami juga menyempatkan diri turun ke sungai tidak jauh dari tenda kami untuk mandi sejenak, dan Byuuurr...

siap bongkar tenda

          Sebelum pulang meninggalkan bukit, 8 dari 9 peserta camping kali ini berfoto narsis terlebih dulu. Sementara satu peserta memilih tidak ikut berfoto dan memilih untuk menjadi fotografer hasil foto berikut ini. Beliau adalah ketua Mata Jala BEM UMNU Kebumen, Mohammad Muslihudin.

Selfie-kah ini?

Sampai jumpa pada kesempatan pendakian/camping berikutnya, semoga dapat terus berjalan dan memberikan manfaat meskipun hanya sedikit.

Keep Save, Keep Clean!!

Byyyuuuurrrr....




Previous
Next Post »
2 Komentar