Apa alasanmu Mondok?

Apa alasanmu Mondok?

       Tidak dipungkiri, pondok pesantren selalu diminati oleh masyarakat Indonesia sepanjang masa. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah peran penting pondok pesantren dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, yang menimbulkan fanatisme masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang. Dalam era kehidupan yang semakin maju, dimana masyarakat mulai mengabaikan nilai-nilai etika, sosial, kemanusiaan, pondok pesantren merupakan salah satu media yang senantiasa menjaga nilai-nilai tersebut. Selain materi pendidikan agama dan pendidikan ilmu umum, hal yang menjadi unggulan pendidikan di pondok pesantren adalah pendidikan karakter / soft skill yang tidak dapat diperoleh pada pendidikan formal lainnya.
       Dengan berbagai keunggulan pondok pesantren, masyarakat memilihnya sebagai sebuah sarana pendidikan dengan berbagai macam alasan dan tujuan. Alasan, niat dari suatu perilaku akan sangat penting berdasarkan salah satu Sabda Nabi Muhammad SAW : "...sesungguhnya (sahnya) amal bergantung pada niatnya... ". Niat akan menunjukkan nilai dari suatu amal, menentukan jalan/prosesnya dan memberikan informasi hasil akhirnya.
       Dari beberapa survei penulis, berikut adalah beberapa alasan mengapa seseorang mondok di sebuah pondok pesantren.
       1. Motivasi dari luar.
Beberapa santri menjalani pendidikan pesantren atas dorongan dari luar dirinya, motivasi tersebut diantaranya adalah,
       a. Dorongan orang tua / keluarga
Dengan banyak alasan dan tujuan, seseorang mendorong anak/keluarganya untuk mondok. Misalnya karena tuntutan lingkungan yang membutuhkan tenaga ahli ilmu agama, kehidupan lingkungan yang semakin bebas, regenerasi sebagai penerus perjuangan keagamaan dan sebagainya. Hal ini merupakan dorongan yang paling banyak dalam realita kehidupan pesantren.
       b. Alasan pendidikan umum
Beberapa santri menjalani pendidikan umum sekolah / kuliah di sebuah lembaga, untuk menunjang kegiatan tersebut, dia mondok agar dapat menghasilkan lebih banyak ilmu pada waktu yang relatif bersamaan. Atau sebagai alasan penghematan agar tidak terlalu mahal biaya kost, dengan keuntungan mendapat materi ilmu pesantren. Sebagian lagi ada yang karena tidak dapat masuk pada pendidikan umum yang diharapkan, maka dia memilih mondok sebagai ganti tidak sekolah. Alasan ini mulai menjadi tren dan semakin ramai digunakan oleh masyarakat, sehingga ada yang membuat istilah sekolah sambil mondok, atau mondok sambil sekolah. Istilah paling baru adalah sekolah dan mondok, untuk menunjukkan bahwa prioritas keduanya adalah sama.
       c. Ada beasiswa
Beberapa santri memperoleh beasiswa dari sebuah lembaga pendidikan pondok pesantren yang dalam hal ini banyak berlaku pada pondok pesantren di Timur Tengah. Dengan kesempatan tersebut, santri kemudian dikontrak untuk mengikuti pendidikan pondok pesantren dan menjalani lika-liku kehidupan seorang santri.
       2. Motivasi internal.
Selain adanya dorongan dari luar diri sendiri, banyak pula santri yang mondok atas dorongan dari dalam dirinya. Beberapa dorongan tersebut diantaranya,
       a. Keinginan mendalami ilmu agama.
Banyak sekali santri yang mondok dengan niat untuk dapat mendalami ilmu agama sebagai pedoman bagi hidup mereka, keluarga dan masyarakat. Niat tulus tersebut muncul atas pemahaman diri terhadap pentingnya ilmu agama dalam kehidupan. Hal ini merupakan dorongan yang terkuat bagi seseorang untuk berusaha istiqomah dalam menjalani kehidupan Mondok.
       b. Penasaran
Dengan mengetahui beberapa informasi tentang pondok pesantren, atau melihat beberapa teman, tetangga, saudara yang mondok, timbul rasa ingin tahu, penasaran dengan hal yang dialami seorang santri. Kemudian orang tersebut mencoba ikut-ikutan mondok dan hidup layaknya seorang santri. Beberapa ada yang kemudian melanjutkan hingga tahap akhir di suatu pondok, namun tak jarang pula yang merasa tidak kerasan dan merasa cukup puas sudah pernah mengalami sebagai santri beberapa hari saja.
       c. TK
Bagi sebagian kecil orang yang mondok, ini merupakan salah satu alasan untuk dia berlama-lama di pondok. Karena usia yang sudah cukup banyak, belum ada calon suami atau istri, maka dia menetap di pondok dalam rangka menanti jodoh atau diistilahkan Tunggu Kawin.
       Begitu banyak alasan untuk mondok untuk dituliskan, sebanyak alasan manusia melakukan sesuatu untuk masa depannya. Penulis hanya menampilkan sedikit dari hasil survei di beberapa pondok pesantren. Niat yang baik dan kurang baik dapat ditelaah oleh masing-masing orang yang akan melakukannya. Sangat penting untuk menata niat ketika akan memulai melakukan sesuatu, apalagi hal besar yang bersifat jangka panjang dan berdampak pada masa depan banyak orang.

       Bagaimana denganmu Saudara-saudaraku? Apa niatmu Mondok?

Ayo Mondok!!!

Ayo Mondok!!!
       Pondok pesantren merupakan sebuah tempat belajar mengajar lebih tepatnya pendidikan yang sangat unik. Berbagai bidang keilmuan dan metode pembelajaran dijalankan. Mulai dari pendidikan ilmu agama Islam, sebagai ilmu pokok pembelajaran di suatu pondok pesantren, ilmu pengetahuan umum sebagai tambahan, hingga ilmu terapan / keterampilan yang siap dipraktekkan dalam kehidupan sosial masyarakat seperti berdakwah, kepemimpinan organisasi, penyelesaian solusi dalam banyak aspek kehidupan dan sebagainya. Metode pembelajaran pondok pun sangat menarik dan berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di tempat lain. Beberapa diantaranya sangat istimewa hingga belum ada metode yang dapat menyainginya, yaitu metode pembelajaran sorogan dan setoran. Metode ini adalah cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW saat mengajarkan rukun Islam pada para Sahabatnya.
       Diriwayatkan dari hadits Sahabat Umar RA yang panjang, dimana kala itu beliau sedang berkumpul bersama Nabi, kemudian datanglah seorang laki-laki yang tidak dikenal oleh para Sahabat yang hadir, dengan pakaian yang putih bersih, rapi, tidak terlihat adanya tanda seorang tersebut telah melakukan perjalanan jauh, dengan rambut yang sangat hitam, seketika duduk berhadapan dengan Nabi dengan bersila, menempelkan kedua lututnya pada kedua lutut Nabi, meletakkan kedua tangannya pada paha Nabi, dan mulai bertanya tentang rukun Islam. Hadits tersebut ditutup dengan penjelasan Nabi kepada Sahabat Umar, bahwa laki-laki yang datang adalah malaikat Jibril yang mengajarkan tentang rukun Islam dan tentang Ihsan.
       Metode belajar mengajar tersebut dilestarikan dijalankan di hampir semua pondok pesantren salaf dengan nama sorogan. Metode tersebut berupa kegiatan belajar mengajar (baca : mengaji) dimana seorang murid (santri) menghadap, bertatap muka secara pribadi langsung pada guru, kemudian diberi materi pengajian dengan dibacakan dan dijelaskan, untuk kemudian bacaan tersebut diikuti oleh si santri. Metode ini sangat efektif dalam belajar mengajar karena santri memperoleh ilmu langsung dari sumbernya secara personal, privasi, sehingga bisa lebih mendalam dan akan terjalin ikatan yang kuat dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang efektif, suasana penuh kekeluargaan dan keistimewaan lainnya menjadikan pondok selalu diminati oleh masyarakat Indonesia.
       Terlepas dari suasana dan sistem pembelajaran keilmuan di pondok, sejarah menunjukkan bahwa peranan pondok pesantren di Indonesia sangatlah penting dan sangat terasa bagi kelangsungan negara Indonesia. Para pejuang kemerdekaan Indonesia banyak sekali yang berasal dari kalangan santri. Yang paling jelas adalah peranan tokoh pondok pesantren dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, seperti K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi NU, K.H. Wachid Hasyim yang termasuk sebagai salah satu anggota panitia 9 yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, para pemrakarsa Pancasila dan UUD 1945 dan lain sebagainya. 
       Dalam perjalanannya, pondok pesantren tetap mempertahankan tradisi salaf (orang-orang terdahulu) namun juga dapat mengimbangi dan menerima hal-hal baru yang dapat menunjang kemajuan dan kebaikan di masa selanjutnya. Dengan tetap mengadakan sorogan serta setoran, pondok pesantren di beberapa wilayah di Indonesia juga menggunakan metode pembelajaran madrasah, sistem kelas, sistem kilatan serta sistem pembelajaran lain yang dulu belum ada. Penggunaan media dan fasilitas kegiatan belajar mengajar pun disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas pada zaman sekarang. Di beberapa tempat masih terdapat beberapa pondok pesantren yang murni menggunakan metode dan fasilitas model salaf seperti memaknai kitab kuning dengan tinta yang dibuat sendiri dari tinta padat, menulis makna dengan pena yang dicelupkan pada tinta tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga tradisi dan mempertahankan nilai-nilai salaf suatu pondok pesantren. Di sebagian wilayah yang lain, telah digunakan media kitab cetakan baru, dengan pena yang instan, bahkan ada yang telah menggunakan media elektromik komputer dalam beberapa metode pembelajaran yang baru.
       Adalah At-Tauchid, nama sebuah pondok pesantren yang berlokasi di desa Jogomertan kecamatan Petanahan kabupaten Kebumen Jawa Tengah yang berdiri sekitar tahun 1970. Pengasuh pertama sekaligus pendirinya yaitu alMarhum alMaghfurlah K.H. Chabib Musthofa bin alMarhum alMaghfurlah K.H. Abdullah Umar. Beliau mendirikan pondok atas instruksi dari beberapa guru beliau, diantaranya alMaghfurlah K.H. Ma'shum Lasem, K.H. Khotib Curakates Jember. Perjalanan pendidikan pondok yang beliau dirikan mengadopsi beberapa metode dan kurikulum beberapa pondok tempat beliau mondok masa dulu. Diantara metode dan kurikulum yang beliau galakkan adalah kurikulum Nahwu Shorof dari Jurumiyah lafadzh ma'na,murodan, i'rob matan Jurumiyah,lafadzh ma'na 'imrithi,'iziy, maqsud, dan Alfiyah ibn Malik. Kurikulum ini diadopsi dari guru beliau alMaghfurlah K.H. Durmuji Ibrahim bin K.H Ibrahim Nurruddin pengasuh ponpes Miftahul Ulum Lirap Petanahan Kebumen. Kurikulum ponpes Miftahul Ulum yang lebih terkenal dengan nama pondok Lirap sudah sangat masyhur di pelosok nusantara, dan ponpes At-Tauchid menggunakan kurikulum tersebut sejak awal berdirinya dan hingga sekarang. Kurikulum yang lain adalah sorogan kitab fiqh dari safinatun_najaa, sulaamul_munaajah, qothrul_ghoits, durorul_bahiyyah,tiijanud_durori hingga fatchul_qoriib.
       Selain metode sorogan setoran dengan kurikulum Lirap, alMarhum K.H. Chabib Musthofa juga menerapkan metode madrasah dengan membagi kelas sesuai dengan tingkatan pembelajaran santri yang mengadopsi dari metode pondok Darul Hikam, Bendo Pare Kediri. Metode bandungan juga beliau jalankan yakni dengan metode pembacaan kitab pada kumpulan santri untuk kemudian santri menuliskan makna kitab tersebut pada kitab masing-masing. Kitab bandungan harian beliau semasa hidup adalah kitab Ihya 'Ulumiddin karya Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad AlGhazali. Pada setiap kesempatan bulan Ramadhan, beliau membaca kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim secara bergantian pada Ramadhan berikutnya. Pembacaan kitab tersebut biasanya dimulai pada tanggal 15 Sya'ban dan khatam 4 jilid Shahih Bukhari atau 2 jilid Shahih Muslim pada sekitaran tanggal 20 Ramadhan.
       Kurikulum dari alMarhum K.H. Chabib Musthofa masih dipertahankan hingga sekarang ketika ponpes At-Tauchid diasuh oleh putra sulung Beliau K.H. Misbachul Munir beserta adik-adik beliau. Selain itu beliau juga menambahkan beberapa kurikulum dari ayah mertua beliau alMaghfurlah Syekh Mahmud pengasuh ponpes Darul Ulum Cirebon yang menjadikan kurikulum ponpes menjadi semakin lengkap. Dalam perjalanan kepengasuhan beliau, keikutsertaan adik-adik beliau dalam membantu mengajar juga menambah kelengkapan kurikulum dan metode pendidikan.
       Pada tahun 2016 ini, lebih tepatnya pada tahun pembelajaran 1436/1437 H yang diawali bulan Syawal tahun 1436 H, ponpes At-Tauchid telah mengkhatamkan beberapa kurikulum setoran Nahwu, dan akan mengadakan haflah tasyakkur lil ikhtitaam. Acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu 23 Juli 2016 / 18 Syawal 1437 H pukul 20.00 WIB dan hari Ahad, 24 Juli 2016 / 19 Syawal 1437 H pukul 08.00 WIB. Acara malam Ahad adalah khotmil Quran dan Al Jurumiyah, sedangkan acara Ahad pagi adalah khotmil kutub 'imrithi hingga Alfiyah. Pada siang hari setelah dzhuhr akan dilaksanakan juga pawai ta'aruf sebagai syiar tasyakkur. 
       Pada saat ini ponpes sedang mempersiapkan acara tersebut di atas, namun kesibukan tersebut tidak mengundurkan agenda tahun pembelajaran 1437/1438 H yang artinya pengurus ponpes tetap membuka penerimaan pendaftaran santri baru. Kurikulum tahun tersebut masih sama dengan apa yang telah dipaparkan di artikel ini, dengan beberapa tambahan agenda kegiatan yang akan dijalankan secara kondisional. Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut dapat mengajukan komentar pada bagian bawah  artikel ini untuk kemudian ditangapi oleh pihak ponpes. Mohon doa dari pembaca, semoga acara yang diadakan oleh ponpes akan berjalan lancar, membawa berkah dan senantiasa diridhoi oleh Alloh SWT. Aamiin.

Qodiriyah wa Naqsyabandiyah As_Sanusiyah

Qodiriyah wa Naqsyabandiyah As_Sanusiyah


       Dalam praktik pengamalan pemahaman aqidah Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) An Nahdhiyyah, seseorang manusia memiliki tahapan atau tingkatan amaliyah dalam agama Islam. Tahapan ini terdiri dai 4 kategori yaitu Syariat, Thoriqot, Haqiqot dan Ma'rifat. Syariat adalah suatu ilmu yang mempelajari hukum-hukum Alloh SWT dan aturan agama Islam. Thoriqot adalah suatu ilmu yang mengajarkan tatacara berdzikir pada Alloh SWT. Haqiqot adalah ilmu yang mengajarkan hal sejati dari suatu perkara, hikmah dalam suatu kejadian. Ma'rifat adalah ilmu yang mengajarkan untuk mengenal, mengetahui dan memahami Alloh dalam segala sesuatu.
       Dalam praktiknya, sebenarnya keempat hal tersebut semampu mungkin hendaknya dijalankan semua serentak tanpa meninggalkan salah satu dari keempatnya. Bila hanya menjalankan syariat, maka hanya akan menghasilkan perilaku yang kurang bermakna. Bila menjalankan thoriqot saja tanpa syariat, maka akan terjadi ketimpangan dengan sistem kehidupan sosial. Demikian juga apabila hanya menjalankan Haqiqot dan ma'rifat saja. Ada sebuah perumpamaan menarik untuk menjelaskan keempat tingkatan tersebut yaitu buah kelapa yang sudah tergolong tua untuk diambil santannya. Syariat diibaratkan kulit luar buah kelapa. Thoriqot diibaratkan kulit dalam / batok kelapa. Haqiqot diibaratkan sebagai buah dan air kelapa. Ma'rifat diibaratkan sebagai santan dari buah kelapa. Apabila hanya mengambil kulit kelapa saja, maka manfaatnya belum berkaitan dengan buah kelapa yang dimaksud. Apabila terdapat batok kelapa saja, maka kegunaannya pun masih terbatas dan terkesan keras. Apabila buah kelapa tidak tersimpan dalam kulit lagi, maka akan mudah busuk sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia dan dinilai menjijikkan. Dan apabila hanya mengambil santan saja, maka tidak akan dapat mengetahui proses adanya santan tersebut. Semuanya berperan penting demi menjaga buah kelapa yang akan diambil santannya,
       Pendidikan materi syariat dapat diperoleh melalui banyak metode dan tempat, mulai dari pondok pesantren, bangku sekolah, perkumpulan kajian, diskusi, seminar, perpustakaan, hingga di internet melalui artikel, video dan banyak hal pada  situs yang sangat banyak. Beberapa materi syariat dapat dipelajari sendiri dan dengan orang lain dengan intensitas terbatas sekalipun. Namun tidak dipungkiri, pemahaman lebih mendalam hanya akan diperoleh melalui bimbingan guru. Lain halnya dengan thoriqot yang pada pembelajaran dan praktiknya senantiasa harus melalui perantaraan bimbingan, pengawasan oleh guru yang disebut sebagai mursyid. Seorang murid tidak diperkenankan untuk berinovasi sendiri tanpa ada bimbingan dan pengawasan mursyidnya. Peranan seorang mursyid sangat besar terhadap kemajuan perkembangan amaliyah lahir dan bathin para murid.
        Seorang murid akan menjadi mursyid hanya apabila mursyidnya mengangkatnya menjadi mursyid untuk kemudian membaiat dan mendampingi para murid. Almarhum AlMaghfurlah K.H. Chabib Musthofa,pengasuh pertama ponpes At-Tauchid Jogomertan Petanahan Kebumen, diangkat menjadi mursyid oleh AlMarhum AlMaghfurlah K.H. Sanusi yang dimakamkan di Pasir Lening kecamatan Langensari kabupaten Banjar Jawa Barat. Beliau mengikuti thoriqoh mu'tabar Qodiriyah an Naqsyabandiyah, sebuah aliran thoriqoh yang memadukan aliran Syeikh Abdul Qodir Al Jilani (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Janky Dost al Jaelani yang terlahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M) dan Syeikh Muhammad Bahaauddin an Naqsyabandiy (seorang Wali Qutub yang masyhur hidup pada tahun 717-791 H di desa Qoshrul ‘Arifan, Bukhara, Rusia). Beliau sudah memiliki ratusan bahkan dimungkinkan ribuan murid thoriqoh yang tersebar di Nusantara namun tidak tercatat. Beliau menambahkan nama As Sanusiyyah pada thoriqoh tersebut karena beliau berguru/berbaiat dan diangkat menjadi mursyid oleh alMaghfurlah K.H. Sanusi, dan dalam beberapa praktik amalan thoriqoh yang beliau jalankan juga terdapat beberapa tambahan dari alMaghfurlah K.H. Sanusi dan gurunya yaitu alMaghfurlah K.H Busthomi yang wafat dan dimakamkan di Lampung.
       Setelah K.H. Chabib Musthofa wafat pada tahun 2009, kemursyidan thoriqoh dipegang oleh putra sulung beliau K.H. Misbachul Munir yang telah diangkat sebagai mursyid oleh ayahnya sebelum wafat. Kegiatan jam'iyyah thoriqoh As Sanusiyyah yang diasuh oleh beliau masih memegang teguh program kegiatan sang ayah, diantaranya tawajjuh pada tiap hari selasa sore di masjid, kegiatan welasan di aula ponpes tiap malam tanggal 11 bulan hijriyah,selapanan selasa kliwon yang dilaksanakan pagi hari di masjid,khaul 3x dalam setahun, masing-masing pada bulan Muharram untuk khaul para ikhwan thoriqoh yang sudah wafat, pada bulan Ba'da Mulud untuk khaul Syeikh Abdul Qodir Al Jilani dan bulan Sya'ban untuk khaul Syekh Sanusi serta Syekh Anom Sidakarsa, kemudian agenda ziaroh Syekh Jastawi (ayahanda Syekh Sanusi) ziarah Syekh Sanusi yang dilakukan bersamaan ziarah walisongo. Kegiatan jam'iyyah thoriqoh tersebut dimulai pada bulan Syawal, dan pada Syawal tahun ini telah dimulai pada pagi tadi, hari selasa kliwon, 19 Juli 2016. Beberapa hal yang berkaitan dengan jam'iyyah tersebut dan perkembangan kegiatan selanjutnya insyaAlloh akan dipublikasikan dalam blog ini. Semoga istiqomah. Aamiin.

ISMA

ISMA
       ISMA, sebuah singkatan nama sebuah organisasi yang sangat erat dengan ponpes At-Tauchid. Ya, bagaimana tidak? Kepanjangan ISMA adalah Ikatan Santri Muqimin At-Tauchid. Sebuah 0rganisasi wadah bagi para alumni ponpes At-Tauchid Jogomertan Petanahan Kebumen. Yang berbeda adalah  nama organisasi ini adalah tidak adanya kata alumni yang biasanya tercantum dalam nama organisasi alumni pada umumnya. Sebenarnya ada kata yang menyerupai kata alumni yang digunakan dalam nama organisasi ini, yaitu kata muqimin. Kata ini dicetuskan oleh almarhum K.H.  Chabib Mushtofa Pengasuh ponpes At-Tauchid pada masa awal pembentukannya pada tahun 2005.
       Awalnya nama organisasi ini adalah IKAAT singkatan dari Ikatan Alumni At-Tauchid. Ketika disampaikan rencana pembentukan keorganisasian dengan nama tersebut, Almarhum K.H. Chabib Mushtofa menginstruksikan agar kata alumni diganti dengan kata muqimin. Beliau juga menjelaskan alasan pemggantian dan penggunaan kata tersebut. Kata alumni memiliki arti mantan, bekas, eks dan sebagainya yang menunjukkan bahwa seseorang telah selesai dalam menjalani,mengerjakan, melewati suatu kejadian. Hal ini tidak tepat digunakan bagi seseorang yang berstatus pelajar, sedang menempuh pendidikan. Dalam pandangan agama Islam, tidak ada kata selesai menjalani pendidikan. Sabda Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa manusia belajar mulai ketika berada dalam kandungan hingga manusia tersebut dimasukkan ke liang lahat. Selesainya proses belajar bagi seorang muslim adalah ketika dia sudah masuk ke liang lahat. Hendaknya seorang muslim senantiasa memposisikan dirinya sebagai seorang pelajar/penuntut ilmu selama hidupnya. Dari salah satu alasan inilah, beliau tidak memperkenankan penggunaan kata alumni dalam organisasi tersebut dan mencetuskan nama muqimin. 
       Kata muqimin yang dimaksud berarti santri muqim, yaitu seorang yang muqim/tinggal di berbagai tempat, namun tetap menjadi seorang santri. Kata ini sejatinya dapat digunakan bagi semua orang yang senantiasa ingin dan berusaha menuntut ilmu, terutama ilmu agama Islam meskipun orang tersebut sebelumnya tidak pernah mondok karena kata ini mengandung makna semua penuntut ilmu (agama Islam) dengan domisili di manapun. Setelah diikuti dengan kata At-Tauchid yang merupakan nama sebuah ponpes di Kebumen, barulah kata ini memiliki penyempitan makna menjadi santri muqim yang pernah menuntut ilmu (mondok) di pesantren At-Tauchid.
       Organisasi ini telah eksis selama 10 tahun, dan mengalami pergantian ketua organisasi dan kepengurusan. Pada periode sekarang (2016-2021), organisasi ini diketuai oleh Bp. Ahmadi Al Ma'ruf yang menggantikan Bp. Ahmad Munfakir yang telah menjabat ketua selama 2 periode. Dalam perjalanannya, organisasi ini telah mengadakan banyak kegiatan dalam bidang pendidikan dan sosial, namun belum terdokumentasikan. Pada kesempatan periode kepengurusan yang diketuai Bp. Ahmadi kali ini, beliau merencanakan sebuah dokumentasi dan sosialisasi yang lebih maju dengan menggunakan media sosial facebook sebagai awalnya. Bagi santri muqimin, dapat bergabung pada grup facebook yang bernama ISMA (IKATAN SANTRI MUQIMIN AT-TAUCHID).
       Pada bulan Syawal ini, organisasi ISMA akan mengadakan Sillaturrahim tingkat Nasional bagi muqimin At-Tauchid pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 H atau bertepatan tanggal 18 Syawal 1437 H. Acara dilaksanakan pada pagi hari, pukul 08.00 dengan agenda acara ziaroh Almarhum Al Maghfurlah K.H. Chabib Mushtofa dan dilanjutkan acara sillaturrahim di halaman ponpes. Panitia acara Sillaturrahim tersebut mengajak, mengundang dan menghimbau bagi santri muqimin yang tidak/belum mendapat undangan dan telah membaca berita ini, untuk hadir dalam acara tersebut. Adapun dokumentasi acara tersebut insyaAlloh juga akan dibagikan melalui blog ini.

MUQODDIMAH

MUQODDIMAH
Assalaamu 'alaikum warochmatullohi wabarokaatuh

       Bismillahirrochmaanirrochiim, Alhamdulillaahi Robbil_'aalamiin, Wash_sholaatu was_salaamu 'alaa Sayyidinaa Muhamadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii ajma'iin.
       Segala puji hak bagi Alloh Tuhan alam semesta,kami panjatkan disertai limpahan syukur yang tidak akan dapat membandingi satu nikmat dariNYA. Doa sholawat dan salam kami bacakan semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya dengan harapan kita mendapatkan luapan sholawat tersebut dan mendapatkan syafa'at beliau dan mereka di hari kiamat.
       Kami ucapkan selamat datang bagi para pengunjung blog sederhana ini. Kami ucapkan terima kasih atas kunjungan anda semua ke blog ini, semoga anda dapat menemukan apa yang anda cari yang anda perlukan dan dapat bermanfaat bagi anda. Kami berharap blog ini menjadi media informasi yang bermanfaat bagi pengunjung semua meski dengan kemanfaatan yang sangat sedikit. Blog ini juga merupakan sarana pembelajaran bagi kami dalam menuangkan ide dan informasi yang dapat kami bagikan, karenanya kami mohon maaf apabila dalam blog ini terdapat beberapa atau banyak hal yang masih jauh dari sempurna untuk memenuhi harapan para pengunjung. Untuk peningkatan kualitas blog ini, kami mengharapkan masukan dari pengunjung dengan penyampaian yang baik dan mudah kami pahami. 
       Selanjutnya kami berdoa dan memohon doa para pengunjung, semoga kami diberikan kekuatan dan keistiqomahan dalam mengelola blog ini dengan harapan semoga ridho Alloh senantiasa mengiringi langkah kita di dunia hingga di akhirat nanti. Segala kekurangan dan kesalahan kami, mohon dimaafkan.

Wassalaamu 'alaikum warochmatullohi wabarokaatuh


Jogomertan_pinggir kali